bahaya penyakit stroke dan askep stroke iskemik

Askep Stroke – Asuhan Keperawatan Pasien Stroke

Askep stroke adalah Asuhan Keperawatan Pasien Stroke yaitu pengetahuan tentang penyakit stroke yang harus dikuasai oleh tenaga medis. Tanpa penguasaan ilmu dasar askep stroke tak akan mungkin seorang tenaga medis mampu melakukan diagnosis dan menentukan prognosis atau penanganan yang tepat.

A. Konsep Dasar Penyakit Menurut Askep Stroke

Stroke merupakan kerusakan jaringan tubuh yang diakibatkan oleh kurangnya aliran darah menuju otak atau retaknya pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak yang ditandai dengan gangguan motorik atau sensorik yang dapat diindikasikan dari penurunan kesadaran.

Banyak para ahli yang berpendapat mengenai pengertian stroke, namun intinya stroke adalah gangguan siklus aliran darah yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang terjadi secara mendadak.

Secara umum, dalam askep stroke ini akan dibahas mengenai dua jenis stroke.

1. Stroke Non Hemoragik / Stroke Iskemik (Penyumbatan)

Stroke Iskemik merupakan jenis gangguan peredaran darah di otak yang tidak disertai dengan perdarahan melainkan akibat adanya penyumbatan pada pembuluh darah di otak. Tanda stroke non hemoragik adalah rasa lemas hingga kelumpuhan pada tangan atau kaki, nyeri kepala, mual, muntah dan pandangan kabur yang biasanya disebabkan karena penyumbatan plak pada pembuluh darah.

Untuk masalah ini dapat disertakan pengobatan menggunakan obat herbal untuk kardiovaskular yang bernama Gravistro yang mengandung enzim fibrinolisis untuk menghilangkan plak penyumbatan pada penderita stroke iskemik.

2. Stroke Hemoragik (Pendarahan)

Stroke hemoragik juga disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah di otak. Hanya saja, stroke jenis ini disertai dengan perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid atau dalam arti pecahnya pembuluh darah sehingga mengakibatkan pendarahan. Tanda-tanda seseorang menderita stroke hemoragik adalah terjadinya penurunan kesadaran, nafas lebih cepat dan berat, denyut nadi meningkat, kuduk terasa kaku, pupil mengecil dan gangguan vokal berupa himeplegi.

B. Etiologi Dalam Askep Stroke

Untuk mengatasi penyakit stroke dengan tepat, diperlukan pengetahuan tentang penyebab penyakit stroke secara terperinci. Karena itu, dalam askep stroke dipelajari pula macam-macam penyebab stroke, antara lain.

  1. Thrombosis, yaitu pembekuan darah pada pembuluh darah otak atau leher.
  2. Embolisme serebral, pembekuan darah, lemak, atau lainnya di bagian tubuh lain yang ikut terbawa saat pendistribusian darah dan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah otak.
  3. Iskemia, penurunan suplay darah ke otak
  4. Hemoragi serebral, yaitu pecahnya pembuluh darah serebral sehingga menimbulkan perdarahan pada otak atau jarungan di sekitarnya.

C. Tanda Dan Gejala Yang Perlu Dipelajari Dalam Askep Stroke

Gejala stroke yang timbul antara pasien satu dan pasien lainnya mungkin berbeda. Hal ini dikarenakan tingkat keakutan stroke yang dideritanya.

Secara umum, gejala stroke dalam askep stroke dibedakan menjadi point-point berikut.

1. Stroke Sementara

Stroke sementara adalah kelumpuhan atau rasa lemas pada anggota gerak secara sementara.

Biasanya akan hilang dalam bebrapa jam atau beberapa menit, karenaya penderita seringkali bahwa ia terserang stroke dan menganggapnya seperti kebas.

Gejala stroke sementara antara lain, sakit kepala mendadak, ketajaman penglihatan berkurang (bisa terjadi pada satu mata atau keduanya), kehilangan keseimbangan, kebas atau kesemutan.

2.  Stroke Ringan

Stroke ringan memiliki tingkat kaakutan yang lebih parah dibanding stroke sementara.

Umumnya, orang yang mengalami stroke ringan pernah mengalami atau setidaknya merasakan gejala stroke sementara sebelumnya.

Gejala stroke ringan antara lain kelumpuhan atau kelemahan anggota gerak, bicara tidak jelas atau pelat.

3. Stroke Berat

Tingkat paling parah stroke adalah stroke berat. Akan sedikit sulit menentukan askep stroke yang tepat jika yang menjangkit adalah stroke berat.

Butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun tahun untuk mengembalikan fungsi anggota gerak yang lumpuh.

Pada bebeberapa kasus kelumpuhan bahkan terjadi secara permanen.

Gejala stroke berat antara lain :

  • Mengalami seluruh atau sebagian gelaja pada stroke ringan dan stroke sementara.
  • Koma jangka pendek atau hilangnya kesadaran.
  • Kelemahan atau kelumpuhan angota gerak (tangan atau kaki).
  • Berkurangnya kemampuan berbicara. Bisa diindikasikan dengan bicara yang kurang jelas atau pelat. Dalam beberapa kasus askep stroke, stroke berat juga dapat mengakibatkan lidah kaku bahkan bibir yang miring menyamping.
  • Sukar menelan.
  • Kehilangan kontrol terhadap air kencing dan tinja, sehingga sering berak atau kencing di celana.
  • Kehilangan daya ingat dan konsentrasi.
  • Terjadi perubahan prilaku.

D. Faktor Resiko Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Menghadapi Kasus Askep Stroke

1. Hipertensi

Dalam kajian askep stroke, hipertensi dapat dijadikan salah satu acuan terjadinya penyumbatan darah. Hipertensi yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau thrombus sehingga mengganggu aliran darah ke otak.

2. Aneurisma Pembuluh Darah Cerebral

Yaitu terjadinya kelainan pembuluh darah, dimana ada bagian pembuluh darah yang mengalami penebalan dan di barengi dengan penipisan pembuluh darah di bagian lainnnya. Jika aneurisma terjadi pada pembuluh darah otak, maka bagian yang mengalami penipisan bisa saja robek dan kemudian menyebabkan perdarahan.

3. Kelainan Jantung / Penyakit Jantung

Kelainan atau penyakit jantung sangat mempengaruhi volume, kecepatan, dan tenaga jantung ketika memompa darah. Kelainan jantung dapat menyebabkan turunnya output kardiak sehingga aliran darah menuju otak juga akan semakin kecil.

4. Diabetes Melitus (DM)

Dalam askep stroke, ada dua alasan mengapa penderita diabetes mellitus beresiko terkena penyakit stroke. Alasan pertama adalah kenaikan viskositas darah sehingga laju darah menjadi lebih lambat. Alasan kedua adalah adanya microvaskuler atau penyempitan pembuluh darah mikro yang turut menghambat supllay darah menuju otak.

5. Usia Lanjut

Semakin lanjut usia semakin besar resiko terkena stroke. Resiko penyakit stroke akan berlipat ganda ketika seseorang menginjak usia 55 dan diusia 65 tahun hampir semua jenis stroke sangat mungkin diderita. Meski dalam askep stroke ini dijelaskan bahwa umur mempengaruhi resiko stroke, bukan berarti yang berusia muda tak mungkin terkena stroke karena pada dasarnya stroke adalah penyakit yang tak memandang usia.

6. Polisitemia

Polisitemia adalah kelainan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah sel darah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebih. Saat menderita polisitemia, viskositas darah akan bertambah sehingga aliran darah menjadi lambat dan perfusi otak menurun. Karenanya dalam askep stroke, poisitemia juga turut disebut sebagai faktor resiko penyakit stroke yang tak terkendali.

7. Peningkatan Kolesterol (Lipid Total)

Penumpukan kolestrol dalam tubuh dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah oleh lemak. Selain itu, kadar kolestrol tinggi dalam darah akan menyebabkan darah lebih kental sehingga proses pendistribusiannya ke otak juga akan terhambat.

8. Obesitas

Obesitas termasuk dalam faktor resiko yang dikaji dalam askep stroke karena obesitas dapat berujung pada kenaikan tekanan darah dan juga kolestrol.

9. Perokok

Merokok dapat menyebabkan pembentukan plak pembuluh darah atau yang sering disebut sebagai aterosklerosisi akibat timbunan nikotin.

10. Kurang Aktivitas Fisik

Kurang aktifitas fisik dapat meyebabkan menurunnya kelenturan tubuh, termasuk juga pembuluh darah otak.

E. Komplikasi Stroke

Ada 3 komplikasi utama yang wajib dipelajari dalam askep stroke.

  1. Vasospasme, yaitu penyempitan pembuluh adarah otak
  2. Hidrosefalus, yakni akumulasi berlebih pada caira pada otak
  3. Disritmia

F.  Penatalaksanaan Askep Stroke

Inti dari askep stroke adalah mempelajari seputar dasar dasar penyakit stroke dan menemukan tindakan medis yang tepat. Secara umum, tindakan medis yang tepat dijabarkan pada poin berikut.

  1. Diuretik perlu diresepkan untuk kasus askep stroke dengan komplikasi hedrocefalus atau penumpukan cairan di otak.
  2. Antikoagulan dapat diberikan kepada penderita stroke untuk mecegah tejadinya penyumbatan pembuluh darah ulangan.
  3. Medikasi anti trombosit juga dapat diserepkan, karena peranan trombosit harus ditekan dalam pembentukan trombus dan embolisasi.
  4. Memberikan obat pengancur pembekuan untuk melancarkan kembali peredaran darah merupakan salah satu tindakan askep stroke yang patut dipertimbangkan. Dengan menghancurkan sumbatan, diharapkan fungsi organ yang mengalami kelumpuhan segera pulih. Contohnya adalah produk Gravistro untuk penyumbatan
  5. Pemberian monitol atau kortikosteroid juga disarankan untuk mengurangi pembengkakan otak pada kasus askep stroke akut.
  6. Respirator atau alat bantu nafas diberikan jika pasien mengalami kesulitan mempertahankan kestabilan nafasnya.
  7. Pemberian enzim fibrinolisis dari Lumbrokinase yang dapat membantu melancarkan darah dan melarutkan plak penyumbatan yang menyebabkan penyakit pada penderita stroke iskemik.
  8. Terapi psikis atau obat-obatan juga harus diberikan pada pasien setelah sembuh dari stroke. Ini digunakan untuk mengurangi stress dan depresi pada pasien dengan kasus askep stroke akut.

G. Pencegahan Penyakit Stroke

Pencegahan stroke sangat penting untuk diketahui oleh tenaga medis. Diharapkan, langkah pencegahan ini dapat dilakukan sebagai langkah edukasi agar pasien yang sebelumnya memiliki resiko tinggi stroke dapat mengontrol kesehatan mereka.

Dalam pembelajaran askep stroke, pencegahan stroke iskemik yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Pengendalian tekanan darah (jangan sampai terkena hipertensi)
  2. Mengecek kadar kolestrol secara berkala.
  3. Mengatur pola makan.
  4.  Menghentikan kebiasaan minum alkohol.
  5. Menghindari obat obatan terlarang, terutama kokain.
  6. Berhenti merokok.
  7.  Menghindari kontrasepsi oral.
  8. Menghindari makanan manis, berminyak, asin, dan berkolestrol tinggi.

Related Post

H. Pemeriksaan Penunjang Dalam Askep Stroke.

  1. CT Scan adalah penentu utama apakah terjadi infark atau pendarahan di otak. Dengan melakukan CT Scan tindakan askep stroke dapat dilakukan dengan tepat.
  2. Scan Resonasi Magnetik (MRI) merupakan alat medis yang lebih baik dibanding CT Scan. Melalu MRI infrak serebri dapat dideteksi lebih dini dan juga batang otak dapat dilihat. Sehingga progonosis yang diambil akan semakin baik.
  3. Ekokardiografi, memungkinkan perekaman irama jantung. Rekaman irama jantung ini dapat mengabarkan kondisi jantung serta mendeteksi adanya emboli jantung.
  4. Ultrasonografi doppler stenosis karotis.
  5. Ultrasonografi doppler transkranial.
  6. Angiografi Resonansi Magnetik digunakan untuk mengindikasi stenosis atau oklusi arteri baik ekstrakranial maupun intrakranial.
  7. Pemantauan holter untuk mengindikasi fibrilasi atrium intermiten.

I. Prognosis

Dalam dunia media ada 2 istilah yang saling berkaitan, yaitu diagnosis dan prognosis.

Diagnosis merupakan simpulan dari hasil temuan atau evaluasi. Dalam askep stroke evaluasi dilakukan sengan serangkaian pemeriksaan.

Hasil pemeriksaan ini dijadikan dasar untuk merumuskan prognosis atau tindakan yang disesuaikan dengan hasil diagnosis.

Pada beberapa kasus askep stroke didapati penderita yang didiagnosis memiliki kerusakan sebagian otak, namun prognosis untuk masing-masing pasien berbeda.

Hal ini dikarenakan, pada beberapa orang, otak yang sehat dapat mengcover bagian otak yang rusak sehingga tubuh masih dapat berfungsi meski tak sempurna.

J. Askep stroke

Askep stroke diawali dengan pengkajian. Adapun hal yang dikaji dalam askep stroke antara lain tanda tanda anamnesis atau kelainan syaraf, riwayat penyakit terdahulu, riwayat keluarga, riwayat sosial, riwayat pemakaian obat dan juga pemeriksaan fisik.

Dari hasil pengkajian dilakukan disgnosis kerawatan.

Perawatan pasien stroke memang lebih rumit, jika sedikit saja melakukan kesalahan, mungkin pada makanan dan yang lainnya dapat mengakibatkan hal yang fatal.

Askep stroke adalah pengetahuan tentang penyakit stroke yang harus dikuasai oleh tenaga medis.

Tanpa penguasaan ilmu dasar askep stroke tak akan mungkin seorang tenaga medis mampu melakukan diagnosis dan menentukan prognosis atau penanganan yang tepat.

Artikel Terkait